Looking For Anything Specific?

ads header

Kembali Rombongan Naik Mobil Pikap ke Taman Wisata Intan Abatani di Awal 2025

Mobil Pikap yang Dipakai ke Taman Wisata Intan Abatani

Awal tahun kemarin, tepatnya tanggal 01 Januari 2025, aku dan keluarga kembali mengunjungi Taman Wisata Intan Abatani dengan mengendarai mobil pikap. Iya, mobil bak terbuka itu, Genks.

Semua bermula di akhir bulan November, saat Mas Faqih, anakku, tiba-tiba nyeletuk pengin berenang lagi di Taman Wisata Intan Abatani. Kebetulan memang sebelumnya kami sudah pernah ke sana. Namun, karena beberapa hal, aku belum bisa mengiakan kemauannya.

Namun, bukan Mas Faqih jika dia akan menyerah begitu saja dengan keinginannya. Dengan kesadaran penuh, dia berulang kali mengatakan ingin berenang ke Taman Wisata Intan Abatani kepada utinya. Voila! Bagaikan panah tepat sasaran, keluar lah janji untuk mengajaknya ke sana saat tahun baru.

Berjanji ke Mas Faqih itu wajib hukumnya untuk ditepati. Jadi, tidak ada istilah hanya abang-abang lambe. Soalnya, dia itu kayak aku, bakalan inget banget misal dijanjikan apa pun. Meski sekadar janji mau belikan cilok dua rebuu.

Nah, waktu awal Desember saat utinya ke rumah kontrakanku untuk mengantarkan buku-buku hibahan untuk komunitas yang kuikuti. Lagi-lagi anakku mengingatkan perihal keinginannya berenang, dan kali ini karena Uti diantarkan keponakannya pakai mobil pikap, sekalian lah Mas Faqih mengutarakan harapannya untuk bisa diantar pakai mobil pikap saat berenang nanti.

Bahagianya dia saat si om juga ikut berjanji. Bahkan, Mas Faqih bilang, "Kalau Bunda nggak ikut, nggak apa-apa, deh. Kan, nanti Faqih sama Uti sama Om Fu." Duh, dasar anak siapa, sih? Anakku! Haha.

Kembali Rombongan Naik Mobil Pikap ke Taman Wisata Intan Abatani di Awal 2025

Berawal dari janji itu lah, akhirnya kami merealisasikan kemauan Mas Faqih. Kebetulan juga tempatnya tidak begitu jauh dari rumah utinya di Wringinanom.

Di tanggal 31 Desember 2024, saat kami berkumpul untuk makan bersama dan berdoa bersama. Fu sekalian menanyakan siapa saja yang hendak ikut ke Intan Abatani besok. Tepat di tanggal 01, karena beberapa orang dalam keluarga hanya libur saat tanggal merah saja.

Keesokan harinya, kami janjian untuk berkumpul pukul 09.00 WIB di rumah Pakdhe. Saat aku, Ayah, Ibu, Adik, dan Mas Faqih ke sana, Fu sudah siap bersama mobil pikapnya. Namun, karena kerempongan banyak orang, kami baru berangkat pukul 10.00 WIB. Untungnya, sih, matahari sedang malu-malu menunjukkan sinarnya. Jadi, kami tidak kepanasan.

Di rombongan itu ada 17 orang. Fu, si om yang punya mobil pikap, bagian menyetir, ditemani istrinya. Sisanya, duduk di bak belakang, menikmati AC alami yang disediakan Tuhan.

Dari Juwet Sembung ke Dawarblandong

Kami menuju ke Intan Abatani lewat Sooko. Dari rumah Pakdhe, alias sebelahnya toko keramik Laksita Jaya, kami menuju ke arah makam Juwet Sembung.

Kemudian belok kiri menuju arah MTs Maulana Malik Ibrahim, lalu belok kiri lagi menuju arah Pura Medang Kamulan, Mondoluku. Setelah itu, tinggal lurus saja sampai nanti ketemu pertigaan Jl. Madureso.

Lanjut belok kanan ke arah Randegan, terus kalau sudah sampai di perempatan Pasar Randegan.

Ribet ya, Genks. Paling benar lihat Google Maps saja, haha. Nanti akan ada beberapa opsi jalan yang bisa kalian pilih. Sesuaikan saja dengan preferensi masing-masing yes.

Gampang kok, kalau misal sudah jalan gitu sebenarnya. Kalau cuma diangan-angan saja memang sepertinya jalannya ini ribet sekali.

Pokoknya, ini lokasinya di depan sebelah utara Polsek Dawarblandong.

Setelah Sampai di Taman Wisata Abatani

Informasi:
Jam Operasional: 07.00-17.00 WIB
Lokasi: Jl. Dawarblandong Jl. Mayjen Sungkono, Sidokerto, Pulorejo, Dawar Blandong, Mojokerto
HTM: Gratis

Setelah sampai di lokasi yang kami tuju, Fu menurunkan kami di depan pintu masuk, kemudian ia memarkirkan mobil di lahan parkir yang ada di seberang lokasi. Maklum ya, tahun baru, jadi rame banget Intan Abatani kemarin. Tempat parkir yang tidak perlu nyebrang sudah penuh.

Usai dengan urusan parkir, kami langsung menuju meja panjang di belakang musala. Tempat itu disediakan untuk pengunjung yang hendak makan dan sudah membawa bekal dari rumah.

Nasi, mi goreng, ayam kecap, sambal, dll. Semua makanan yang telah dimasak oleh Ibu, kami santap bersama. Meskipun tentu saja, anak-anak kecil sudah heboh ingin ke sana ke mari.

Karena sudah tidak sabar, setelah menghitung siapa saja yang hendak masuk ke kolam renang, sepupuku bergegas membelikan tiket masuk.

Di Dalam Kolam Renang

Tanpa menunggu yang lain, aku dan Mas Faqih izin masuk terlebih dulu. Kami memberikan tiket kepada penjaga yang sudah menunggu di depan pintu masuk.

Di dalam kolam, sudah banyak anak-anak dan orang tuanya yang riang gembira bermain air. Baik kolam dewasa maupun kolam anak sama penuhnya.

Karena terlalu penuh—bagiku pribadi—aku memutuskan untuk sekadar mengawasi Mas Faqih saja. Padahal kunjungan kami sebelumnya sepi sekali, rasanya jadi kurang nyaman kalau penuh begini. Apalagi untuk introvert macam diriku. Hehe.

Akan tetapi, namanya tempat wisata, pengelolanya pasti senang jika banyak yang berkunjung.

Tidak lama kemudian, beberapa keponakanku masuk bersama orang tua mereka. Sama seperti Mas Faqih, mereka tidak peduli dengan jumlah orang di sana, yang mereka tahu hanya ingin berenang.

Sekitar satu jam kemudian, hujan deras tiba-tiba menerpa. Namun, lokasinya aman, sih. Karena memang ada atap yang mengayomi. Jadi, untuk yang hanya ingin menunggu, tidak akan kehujanan.

Anak-anak berenang dari mulai kolam penuh, hingga hanya tersisa beberapa orang saja. Aku sampai tertidur di kursi karena bosan.

O iya, di dalam lokasi berenang ini, selain ada kolam renang dan tempat bilas, ada juga semacam kantin yang menjual berbagai macam makanan ringan.

Ada kopi, sosis, pentol tusuk, mi instan, dll. Di dalam juga ada penyewaan pakaian renang dan ban.

Kamar mandi dan tempat bilasnya cukup banyak, jadi untuk mengantri meski banyak orang, tidak akan terlalu lama.

Ada Apa Saja Selain Kolam Renang?

Selain ada kolam renang, di Intan Abatani juga ada terapi ikan, ada rumah balon untuk bermain anak-anak, ada semacam taman bermain yang isinya ada ayunan, dll.

Bukan hanya itu, di sana juga ada kuda yang bisa dinaiki memutari jalanan khusus untuk mengelilingi tempat wisata tersebut.

Kemarin, hujan-hujan, Mas Faqih usai berenang langsung minta naik kuda. Karena sepupuku telanjur membelikan tiketnya untuk dua orang, jadilah aku turut menaikinya.

Padahal, penginku tidak usah, karena gerimisnya masih belum reda. Tapi mau bagaimana lagi, kata sepupuku sudah telanjur janji. Haha.

Pengalaman Naik Kuda Saat Hujan

Saat naik, gerimis memang masih enggan hilang sempurna. Namun, belum lama kuda yang membawa aku dan Mas Faqih mulai berjalan, hujan tiba-tiba makin deras.

Kami akhirnya berteduh, sepanjang menanti hujan reda, kami tidak turun dari kuda. Sekitar 30 menit waktu berlalu, tetapi hujan tidak kunjung reda juga.

Akhirnya kami pun hanya berfoto-foto dan berjalan di area belakang yang ada atapnya. Jika tidak salah ingat, itu area stan makanan.

Saat hujan sudah agak reda—tapi masih cukup membuat basah—aku meminta untuk diantar ke pendopo saja. Rasanya sudah terlalu lelah, meski Mas Faqih masih on fire.

Dia bahkan berniat untuk naik lagi ketika sepupunya hendak naik, tetapi tidak kuperbolehkan karena memang posisinya masih gerimis.

Akhir Perjalanan

Menaiki kuda tadi menjadi akhir perjalanan kami di Taman Wisata Intan Abatani. Tidak banyak yang kami eksplor karena memang Mas Faqih hanya ingin berenang.

Sebenarnya, kami hendak mampir ke Islamic Center di Balongpanggang. Namun, karena masih saja hujan, kami urungkan niat tersebut.

Kami pun menyudahi wisata ini dengan pergi menuju Bakso Cak Wito di Brayu. Terpal terpasang di bak pikap sebagai pelindung kami dari hujan.

O iya, beberapa anak ikut di mobil Cak Pung—sepupuku yang menyusul beberapa saat ketika kami sudah di lokasi.

Setelah puas main air di Taman Wisata Intan Abatani, kami pun menyantap bakso yang memiliki berbagai pilihan menu itu. Alhamdulillah.

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Ini di Mojokerto semua ya kak? Ternyata ada banyak sekali tempat wisata di Mojokerto, satu persatu harus dijelajahi nih.

    BalasHapus
  2. Jalan-jalan sekeluarga naik mobil pick up begitu emang lain sensasinya ya. Kirain tadi ceritanya bakal lebih banyak tentang kisah saat berada di mobilnya... Wkkk... Pas ada bagian hujan-hujanan lagi, saya kira pas pulang masih bakal ujan-ujanan di mobil pick up nya (pernah soalnya kayak gitu... Wkk), eh rupanya udah berhenti ya😁

    BalasHapus
  3. Sedapnyaaa makan bekal bareng rame-rame dan renang. Jadi keingat masa kecil, hehe. Dulu saya juga suka udah nggak sabar kalau lihat air, pengin cepat main :D

    BalasHapus
  4. Jaraknya dekat yaa dari rumah? Sebenarnya seru banget ya naik pik up rame2. Tapi kalo di kota besar ingetku ngga boleh.. tapi kalo deket gitu kayaknya nggak apa2. Asal ngga lewat jalan utama hehe

    BalasHapus
  5. Seruu ya kk. Saya baca sambil nunggu foto nya, eh rupanya blm ada. Pasti seru klo ada pelengkap foto nya. Tapi mmg rekreasi sama keluarga selalu vibes nya seru. Apalagi bawa bocah yg baterai nya on terus. Hehe.

    BalasHapus
  6. Terapi ikan? Itu maksudnya gimana ya mbak?

    BalasHapus
  7. Wah, asyik sekali pikniknya. Anak2 suka air. Makanya kalau berenang, mereka lupa daratan: nggak mau pulang. Sy nggak bisa bayangin capeknya naik mobil pick up apalagi bareng bocah. Pasti panas ya. Apalagi mobil itu kan bukan untuk bawa, orang. Tapi yg penting semua, happy.

    BalasHapus
  8. Seruu nih. Memang kalo bawa bocil pasti harus nyobain semuanya biar dia puas wkwkwk. Walaupun hujan tetap terabass karena seneng

    BalasHapus